![]() |
Illustrasi |
Hingga akhir pekan lalu rupiah melemah tajam setelah sebelumnya
indeks dollar AS juga naik tajam. Rupiah melemah bersama beberapa mata
uang di Asia akan tetapi sentimen penguatan masih juga terlihat di pasar
SUN. Imbal hasil SUN 10 tahun kembali turun hingga 7,179 persen.
Siang ini ditunggu data inflasi Januari yang diperkirakan turun dari
8.36 persen ke 7,25 persen secara tahunan. Sementara itu neraca
perdagangan Desember diperkirakan surplus tipis dari yang defisit 426
juta dollar AS di November.
"Rupiah diperkirakan menguat hari ini melihat tekanan penguatan
dollar AS yang mereda di pasar global," demikian riset Samuel Sekuritas
Indonesia, pagi ini.
Penurunan indeks dollar AS memberi peluang kenaikan mata uang garuda
di tengah penantian pasar atas data terbaru inflasi dan neraca
perdagangan Indonesia oleh BPS di awal pekan ini. Minyak Brent naik
tajam hingga Sabtu (31/1/2015) dini hari dipicu oleh produksi minyak AS
yang turun serta ketakutan atas teror ISIS yang meluas di Irak.
Sementara itu, indeks dollar AS turun tipis setelah PDB AS triwulan
IV/2015 direvisi turun ke 2,6 persen secara tahunan. Euro berhasil
menguat tipis walaupun data inflasi inti Zona Euro diumumkan kembali
melambat. Pagi ini ditunggu HSBC manufacturing PMI China yang
diperkirakan turun.
Sumber : Tribun Jabar
0 komentar: