![]() |
ilustrasi (Foto: thinkstock) |
Tim peneliti yang diketuai Dr Jenny Radesky menganalisa data-data dari penelitian sebelumnya terkait penggunaan gadget dengan perkembangan sosial-emosional anak. Ditemukan, untuk anak usia 2,5 tahun ke bawah aplikasi di gadget seperti tablet pc dan smartphone tidak terlalu bermanfaat bagi mereka.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa anak di bawah usia 30 bulan tidak bisa belajar dengan efektif melalui tayangan di televisi atau video. Justru, mereka akan lebih bisa belajar melalui interaksi di kehidupan nyata.
"Ketika orang tua menyodorkan gadget saat si anak menangis, mereka memang kemudian diam, tapi perhatikan bahwa anak justru asyik dengan kegiatannya dan di waktu berikutnya orang tua justru kewalahan karena anak tidak bisa diam jika tidak diberi gadget," terang Dr Jenny.
Dengan bergantungnya anak pada gadget, termasuk televisi, hal tersebut akan membuat perkembangan bahasa dan keterampilan sosial anak menurun. Termasuk juga keterampilan empati, bergaul, memecahkan masalah, kemampuan menjelajah, serta berinteraksi dengan teman sebaya.
"Jika perangkat ini dijadikan alat utama untuk menenangkan atau mengalihkan perhatian anak, mereka akan kesulitan untuk mengembangkan kemampuan regulasi dirinya," imbuh Dr Jenny selaku instruktur pediatrik klinis di Boston University School of Medicine, dalam laporannya di Journal Pediatrics dan dikutip pada Selasa (3/2/2015).
Dikatakan Dr Jenny, meski anak langsung diam jika diberi gadget, mereka akan kurang terlatih untuk mengatur emosinya dan mengutarakan apa yang ia mau secara verbal kepada orang tuanya. Meski begitu, bukan berarti anak tak boleh dikenalkan pada gadget.
"Maksimal 2 jam sehari termasuk konsumsi TV. Saat anak ngambek atau marah-marah latih ia untuk mengutarakan perasaannya secara verbal, sejak dini, dan alihkan dengan kegiatan lain yang melibatkan interaksi langsung dengan lingkungan di sekitarnya," papar Dr Jenny.
Sumber : detikHealth
0 komentar: